Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Karma


Karma telah menjadi bahasa yang universal, karena realitasnya memang tak terbantahkan. Dalam hidup yang kita jalani, kita akan menerima apa yang kita berikan, entah itu baik atau buruk. Kebaikan akan membawa kebahagiaan, sementara keburukan akan menimbulkan penderitaan, baik secara langsung maupun dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Sebagian besar masyarakat Jawa mempercayai konsep Karma, karena pada masa Kerajaan Majapahit, ajaran yang berkembang adalah Syiwa-Budha. Mereka yang memahami dan meyakini hukum Karma umumnya memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Tak heran, rata-rata kehidupan mereka lebih makmur, tenteram, dan sejahtera. Jika kita jeli mengamati, para pemilik usaha sukses, pemimpin perusahaan, dan mereka yang berhasil dalam karir umumnya menjunjung tinggi nilai-nilai budi luhur yang diwariskan oleh leluhur.

Ajaran Karma yang berkembang di Jawa turun-temurun dikenal dengan ungkapan "Wong Urip Ngundhuh Wohing Pakarti", yang berarti bahwa manusia akan menuai hasil dari perbuatannya sendiri. Apa yang kita tanam, itulah yang akan tumbuh dan kita panen. Menanam kebaikan akan menghasilkan kebaikan, sementara menanam keburukan akan berujung pada penderitaan.

Jika ingin kebaikan selalu menghampiri, maka kita harus senantiasa berbuat baik kepada sesama dan makhluk lain. Jika ingin selalu sehat, perbanyaklah membantu orang yang sakit, misalnya dengan membelikan obat bagi mereka yang kurang mampu atau membayar biaya pengobatan mereka. Jika ingin memiliki rezeki yang melimpah, maka biasakanlah berbagi dengan mereka yang membutuhkan, seperti membantu anak yatim atau memberikan beasiswa bagi yang kurang mampu.

Jika menginginkan umur panjang, hindarilah tindakan yang merenggut nyawa makhluk lain. Daripada merayakan ulang tahun dengan memotong hewan, lebih baik menggantinya dengan membeli burung di pasar dan melepaskannya ke alam bebas sebagai bentuk memperpanjang umur mereka. Jika ingin dihormati oleh orang lain, maka jangan pernah merendahkan orang lain, jagalah martabat dan harga diri mereka.

Pada akhirnya, hukum Karma adalah sebuah kepastian yang tak perlu diperdebatkan. Hidup ini adalah cerminan dari perbuatan kita sendiri. Oleh karena itu, bijaklah dalam bertindak dan senantiasa tebarkan kebaikan agar kehidupan kita senantiasa diberkahi.

Dilihat : 0 kali
Kolom Komentar